Langsung ke konten utama

Filosofi Jodoh

Image
Fahri: “Sebelum aku ke sini, cuma ada dua hal yg bikin aku kagum sama Mesir. yaitu al-Azhar dan sungai Nil. Karena tanpa sungai Nil, nggak ada Mesir dan nggak ada al-Azhar.”
Maria: “Aku juga suka sungai Nil, kalau nggak ada sungai Nil pasti nggak ada Mesir nggak ada peradaban, yang ada hanya gurun pasir. Kamu percaya jodoh, Fahri?”
Fahri: “Ya, setiap orang memiliki….”
Maria: “… jodohnya masing-masing. Itu yang sering kamu bilang. Aku rasa sungai Nil dan Mesir, itu jodoh. Senang ya kalau kita bisa bertemu dengan jodoh yang diberikan Tuhan dari langit.”
Fahri: Bukan dari langit Maria, tapi dari hati. Dekat sekali.

Kutipan dialog tersebut diambil dari film Indonesia yang hits kala itu. Sebagai perempuan yang tidak mudah baper (serius 🤣) momen tersebut adalah momen bagaimana 'menjelaskan persepsi diantara perbedaan berpendapat' mengenai filosofi jodoh.
Dikalangan kita juga pasti memiliki persepsi sendiri.
Ada yang menikah karena cinta, ada yang menikah lalu jatuh cinta, dan ada yang sudah menikah tapi akhirnya berpisah (dimana berarti ini bukan jaminan orang yang kamu nikahi pada suatu hari nanti adalah jodohmu).
Boleh jadi, kita lebih berjodoh dengan kematian.
Dibandingkan dengan memikirkan visi misi keluarga dambaan kita, jauh dari pada itu ada hati yang patut kita cintai sepenuhnya, Sang Pencipta.
Jika kita sepenuh hati mencintai Allah, maka Allah berikan kita 'hadiah' jodoh yang juga mencintainya, seperti halnya yang tertulis di Al Quran,
Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik."[Qs. An Nur:26]

Kadang pula kita sebagai manusia yang selalu merasa tak berpuas diri dalam hati mendambakan kriteria yang tinggi, atau sebaliknya saat Allah berikan yang baik kadang kita merasa rendah dan malah ingin mencari yang pas-pasan saja.

Memang hati manusia kadang tidak menyadari, kadang yang kita butuhkan bukan apa yang kita imajinasikan, tapi terkadang apa yang ada didekat kita. Karena sesungguhnya Allah menciptakan manusia dan mempertemukan manusia satu dengan lainnya, bukan tanpa alasan.
Bisa jadi alasan itu adalah jodoh yang dekat dihati seperti ujar Fahri (eaaa 😙).

Dan, bagi kita yang masih belum bertemu, tak usah risau, Allah selalu bersama kita, jadi untuk apa risau? sebaiknya kita pantaskan diri ini yang masih banyak salah dan kecacatan atas kesempurnaan yang telah diberikan.

Semoga tulisan jomblo yang terlalu bahagia ini memberikanmu sedikit ilmu.
Terimakasih telah membaca.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bandara ; Antara Pertemuan dan Perpisahan

Bandara : Antara Pertemuan dan Perpisahan Selain dellay dan mendapatkan biskuit gratis dari Lion Air, hal menyebalkan yang ada di bandara adalah perpisahan. Baik bagi mereka yang merantau, yang meinggalkan kenangan baiknya atau berusaha hidup kembali ditempat lain. Seburuk-buruknya perpisahan adalah yang tidak dilakukan dengan kedamaian hati dan ke ikhlasan. Baik sebuah kedamaian di hati untuk rela meninggalkan dan mencari penghidupan yang baik, disertai keikhlasan orang-orang yang kita tinggalkan, karena restu adalah doa penyelamat perjalananmu, Baik hanya sekedar sepatah ucapan selamat tinggal atau rangkaian doa dari umi atau abi. Tapi ada juga penantian yang terjawab dari sebuah langkah kaki yang tiba di bandara, yaitu pertemuan. Melepaskan rindu dan hingar bingar senyuman yang menghiasi wajah, atau bahkan tangisan kebahagian. Karena sejatinya, pulang adalah jawaban terbaik dari segala masalah kita. Termasuk pulang ke rahmatullah. Untuk kita yang ingin

Belajar dari Aisyah RA : Karena Cantik Tak Cukup

WANITA, dialah salah satu manusia yang memiliki peranan penting dalam membentuk generasi-generasi umat. Menilik kembali kepada sejarah masa lalu, di mana banyak para wanita-wanita hebat yang diabadikan namanya dalam sejarah serta menjadi panutan bagi umat Islam secara umum dan wanita secara khusus. Salah satu contoh  the   great   of   women yang namanya tetap harum sepanjang sejarah yaitu Siti Aisyah binti Abu Bakr Ash-Shiddiq. Siti Aisyah binti Abu Bakr Ash-Shiddiq lahir dari keluarga yang luhur dan terhormat. Ayahnya Abu Bakr r.a merupakan  shahabat  Nabi saw. yang selalu mendampingi dakwah Rasulullah saw. dan tidak segan-segannya menginfakkan harta bendanya untuk kepentingan islam. Ibunya bernama Ummu Ruman. Aisyah merupakan seorang wanita yang cerdas lagi baik akhlaknya, selain itu Aisyah juga dikenal kecerdasannya terhadap ilmu fiqih maupun pada ilmu kesehatan. Bercermin dari panutan kita semua yakni Aisyah, jauh berbeda dengan realita wanita pada saat ini. Tolak ukur seo