Fahri: “Sebelum aku ke sini, cuma ada dua hal yg bikin aku kagum sama Mesir. yaitu al-Azhar dan sungai Nil. Karena tanpa sungai Nil, nggak ada Mesir dan nggak ada al-Azhar.” Maria: “Aku juga suka sungai Nil, kalau nggak ada sungai Nil pasti nggak ada Mesir nggak ada peradaban, yang ada hanya gurun pasir. Kamu percaya jodoh, Fahri?” Fahri: “Ya, setiap orang memiliki….” Maria: “… jodohnya masing-masing. Itu yang sering kamu bilang. Aku rasa sungai Nil dan Mesir, itu jodoh. Senang ya kalau kita bisa bertemu dengan jodoh yang diberikan Tuhan dari langit.” Fahri: Bukan dari langit Maria, tapi dari hati. Dekat sekali. Kutipan dialog tersebut diambil dari film Indonesia yang hits kala itu. Sebagai perempuan yang tidak mudah baper (serius 🤣) momen tersebut adalah momen bagaimana 'menjelaskan persepsi diantara perbedaan berpendapat' mengenai filosofi jodoh. Dikalangan kita juga pasti memiliki persepsi sendiri. Ada yang menikah karena cinta, ada yang menikah lalu jatu
“Ilmu itu bagaikan hasil panen/buruan didalam karung, menulis adalah ikatannya” (Imam Syafi’i) "Ikatlah ilmu dengan menulis" (Ali ibn Abi Thalib)